- Ciple Gunung
Permainan dimulai dengan melempar gacoan di kotak terendah. Batu yang
dilempat tak boleh keluar garis dan harus di dalam kotak. Bila batu tak
masuk kotak dianggap mati.Bila batu sudah masuk kotak, pemain harus
lompat satu kaki dan tak boleh menyentuh batu gacoan. Pada kotak ganda,
no 4-5 dan 7-8, kaki langsung dua tanpa loncat. Setelah sampai puncak,
kembali ke titik awal sambil mengambil batu gacoannya.Kalau batu gacoan
nyampe gunung, yaitu no 9, ambil batunya dengan membelakangi batu
tersebut dengan diraba-raba. Abis itu lembar batu ke atas gunung, kaki
di no 7-8 lompat dan injak batu itu. Setelah batu diambil lempar ke
titik awal.Pemain lompat lagi ke arah batu. Kalau sudah selesai pemain
akan dapat bintang pada kotak sesuai urutan nomor. Yang ada bintangnya
dianggap sebagai rumahnya sendiri dan pemain lain tidak boleh melewati.
Kalau pemainnya terlalu banyak atau salah satu pemain belum punya
bintang, sehingga tidak bisa meloncati beberapa kotak maka boleh dibuat
jalan alternatif atau tangga alternatif agar pemain itu dapat menjangkau
lompatannya
-Bongkar Pasang
Bongkar Pasang adalah gambar sosok dua dimensi yang dicetak di atas
kertas dan dilengkapi dengan gambar pakaian dan asesorisnya.Boneka
kertas ini muncul pertama kali di Paris pada abad 18, pada masa
pemerintahan raja Louis XV. Awalnya berupa gambar artis yang sedang
populer pada waktu itu. Diperuntukkan memang untuk permainan yang bisa
dibongkar pasang alias tidak permanen. Dalam perkembangannya permainan
ini menyebar dengan berbagai karakter seperti, bintang film, tokoh
komik, dan yang paling populer sosok boneka barbie
-Bekel
Bekelan berasal dari bahasa Belanda, bikkelen. Permainan ini masih
saudara dengan gathengan. Kalau gathengan hanya menggunakan batu
kerikil, bekelan menggunakan seperangkat alat khusus yang dinamakan
bekel. Bekel ini terdiri dari sebuah bola bekel dan lima buah biji bekel
berbentuk logam. Ada yang terbuat dari kuningan, dan ada yang terbuat
dari bahan timah.Pada awalnya biji bekel dibuat dari engsel tulang tumit
kaki belakang domba. Sekarang dibuat dari logam. Terdiri dari empat
biji bekel dan satu bola bekel.Logam ini memiliki bentuk yang khas.
Terdiri dari permukaan kasar yangditandai dengan lubang-lubang kecil di
permukannya berjumlah lima titik, permukaan halus yang ada tanda silang
atau polos sama sekali, permukaan atas yang ada bintik merahnya, dan
permukaan bawah yang tidak ada tanda catnya.Permainan ini dilakukan
dengan cara menyebar dan melempar bola ke atas dan menangkapnya setelah
bola memantul sekali di lantai. Kalau bola tidak tertangkap atau bola
memantul beberapa kali maka pemain dinyatakan mati.Pertama, pemain
menggenggam seluruh biji bekel dan menyebar seluruhnya ke lantai sambil
melemparkan bola bekel ke atas dan menangkapnya. Biji bekel diambil
satu-satu sampai habis. Ulangi lagi menyebar seluruh biji bekel dan
diambil 2 biji bekel, diambil dengan 3 biji bekel, diambil 4 biji bekel,
terakhir lima biji bekel diraup sekaligus.Langkah kedua, Balik posisi
bekel menghadap ke atas semua satu persatu. Ulangi terus sampai seluruh
permukaan bekel menghadap ke atas semua. lalu ambil satu bekel, ambil 2
biji bekel, ambil 3 biji bekel, ambil 4 biji bekel, terakhir raup
seluruh biji bekel.Langkah ketiga , balik posisi biji bekel menghadap
kebawah dan ulangi langkah sepertei langkah kedua dengan mengambil biji
bekel 1, 2, 4, dan seluruhnya.Langkah keempat, balik seluruh posisi
bekel bagian permukaan yang halus menghadap ke atas lalu ambil biji
bekel seperti langkah ketiga.Langkah kelima, balik posisi bekel posisi
permukaan kasar menghadap ke atas semua, lalu ambil biji bekel seperti
langkah sebelumnya,Langkah terakhir dinamakan Nasgopel. Balik posisi
biji bekel mengahadap ke atas semua, kemudian balik lagi semuanya
menghadap kebawah semua, terus permukaan halus menghadap ke atas semua,
dan terakhir balik satu persatu permukaan kasarnya menghadap ke atas
semua. Raup seluruh biji bekel dalam sekali genggaman. Bila ada
kesalahan dalam langkah nasgopel ini pemain harus mengulang ke langkah
awal nasgopel. Pemain yang bisa melewati tahap ini dinyatakan sudah
menang dan berhak untuk istirahat sambil menonton teman-temannya yang
belum bisa menyelesaikan permainan.Permainan ini biasanya dimainkan oleh
anak perempuan, minimal dua orang. Paling sebel kalau ditonton
laki-laki. Mereka biasanya mengganggu agar hilang konsentrasi dan
melakukan kesalahan. Kalau ada yang mati mereka akan teriak
kegiranganBedil-bedilanDibentuk seperti senapan, dibagian ujungnya
dipasangi karet pentil sepeda. Di bagian pangkalnya dipasangi penjepit
terbuat dari kayu. Pelurunya dari buah tanaman klorak.Tangkai buah
klorak dijepit di pangkal senapan, sehingga buahnya menonjol dan karet
pendek ini ditarik dan dikaitkan ke bonggolnya. Jadi kalau kita ingin
menembak orang maka cukup tekan pelatuk atau penjepitnya maka terlontar
buah klorak itu dari senapan kayu iniBenteng-BentenganDalam permainan
ini seluruh anggota dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing punya
benteng. Jarak antar benteng sekitar 10 meter.Setiap kelompok harus
mempertahankan bentengnya masing-masing. Selain menyerang benteng lawan
kita juga dapat menawan anggota lawan. Bila personal kita dapat bisa
memegang kelompok lawan yang berkeliaran, dia jadi tawanan kita.Untuk
membebaskannya, kelompok lawan harus berani mendatangi kubu kita dan
menyentuhnya tanpa tersentuh oleh kita. Kita tidak boleh tersentuh oleh
lawan. Kalau tersentuh oleh lawan kita akan juga jadi tawanannya.Titik
kemenangan terletak jika kita dapat menyentuh benteng lawanYoyoYoyo
berasal dari Greece (negeri Yunani), sekitar 500 Sebelum Masehi. Yoyo
pada awalnya terbuat dari kayu, logam, atau gerabah. Sudah menjadi
kebiasaan, ketika seorang anak menuju dewasa ia akan mempersembahkan
mainannya sewaktu masih muda kepada dewa. Yoyo kuno ini sekarang masih
tersimpan di Museum Nasional Athena.Dalam catatan sejarah sekitar abad
16, para pemburu hewan dari Filipina biasa memanjat pohon dan
mengikatkan tali ke batu sepanjang 20 feet untuk dilemparkan ke hewan
buruan. Menurut Scientific American yang terbit tahun 1916, istilah yoyo
berasal dari bahasa Filipina yang berarti "ayo-ayo".Membutuhkan
ketrampilan untuk memainkan permainan yoyo ini.Ada banyak variasi
memainkan permainan ini.Ada yang cukup dilempar ke bawah dan yoyo akan
naik kembali ke tangan kita lagi, terus dilempar lagi. Bagi yang sudah
jago ada yang dilempar mendatar, atau bahkan dilempar ke atas. Atau
dilempar mendatar di permukaan tanah dan yoyo bisa kembali lagi ke
tangan. Malah ada yang jahil dengan diarahkan atau dilemparkan ke
anak-anak perempuan.Wacana permainan rupanya sedang disukai oleh para
politisi. Gara-gara ucapan Megawati yang mengkritisi kebijakan ekonomi
Presiden SBY yang dianggapnya seperti yoyo. "Naik-turun naik-turun.
Dilempar kesana kemari. Kelihatannya indah tapi pada dasarnya tak
menentu," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan ini dalam Rapat Kerja Nasional
PDIP di SoloPolisi - MalingPermainan ini minimal anggotanya dalam satu
kelompok ada 4 orang. Terdiri dari dua kelompok.Pertama-tama yang harus
dilakukan, perwakilan kelompok maju ke depan untuk suit. Lalu, kelompok
yang jadi maling harus mencari tempat persembunyian yang dirasa paling
aman. Dengan syarat, meninggalkan jejak berupa panah disetiap jalan yang
dilaluinya. Dengan kapur tulis digambar tanda panah untuk memberi
petunjuk ke kelompok polisi. Bisa di dinding, pohon , maupun perempatan
yang dilaluinya. Gambarnya dibuat tidak terlalu gamblang, biar tidak
mudah ditemukan oleh lawan.Selama kelompok maling mencari tempat
persembunyian, kelompok polisi menunggu.Saat kelompok polisi mencari
jejak kelompok maling untuk menangkapnya. Setiap tanda panah yang sudah
dilewati harus disilang agar tidak dilewati lagi untuk yang kedua
kalinya. Dan, bila sudah tertangkap maka kelompok maling harus berjaga
dan menjadi kelompok polisi demikian berganti-ganti. Tetapi, bila
kelompok polisi tidak berhasil menemukan kelompok maling dan menyatakan
menyerah, maka permainan dapat diulang lagi dan kelompok maling dapat
ngumpet lagi untuk kedua kalinyaMasih ada yang lain seperti Gundu, Gobak
Sodor, Petak Umpet, Tak Jongkok, Congklak, Dll,Sebenernya permainan
kampung atau jaman dulu seperti di atas sangat baik untuk mengembangkan
potensi diri seperti kesabaran, kerjasama, kepemimpinan, kegigihan, dan
banyak hal lain. Tapi seiring banyaknya mainan modern, permainan ini
mulai ditinggalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar